Iwan Fals: Kanjuruhan, Malang Nian


Iwan Fals: Kanjuruhan, Malang Nian

Oleh Ahmad Soleh

AKASIA – “Salam satu jiwa untuk Sang Sepi, semoga semua ini tak terulang lagi…” begitulah sebaris larik pilu dalam lagu bertajuk “Kanjuruhan” yang dibawakan Iwan Fals. Musisi yang dikenal dengan lagu-lagu bernada kritik ini kembali menyuguhkan lagu yang begitu dalam. Lagu “Kanjuruhan” ini menggambarkan peristiwa tumbangnya ratusan suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Dalam peristiwa memilukan itu, seperti dalam video-video yang beredar di jagat maya, dapat kita lihat bagaimana para suporter mengalami chaos dan bentrok dengan aparat. Alih-alih melakukan penguraian massa, aparat kepolisian justru mencoba membubarkan massa dengan tembakan gas airmata. Penggunaan gas airmata sebenarnya telah lama dilarang oleh FIFA lantaran sebelumnya juga pernah terjadi hal serupa. Ditambah lagi, pihak penyelenggara diduga menjual tiket melebihi kapasitas tribun.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini termasuk dalam tragedi besar dalam sepak bola karena jumlah korbannya yang tidak tanggung-tanggung. Dinas Kesehatan Jawa Timur pada Sabtu (8/10), menyebutkan bahwa jumlah keseluruhan korban tragedi Kanjuruhan ialah sebanyak 704 orang. Di antaranya, sebanyak 131 korban wafat akibat gas airmata dan terinjak-injak karena berdesakan mencari jalan keluar. Kemudian sebanyak 550 korban luka ringan, 23 korban luka berat, dan 37 korban kini menjalani perawatan di rumah sakit.

“Pergi pergilah kau dengan senang hati, tak ada yang pernah siap melepasmu…” Memang, nyawa manusia seolah hanya menjadi angka-angka statistik. Apalagi, di tengah duka mendalam ini, pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab malah saling lempar bola. Tak ada nyawa seharga sepak bola. Keamanan dan keselamatan mestinya tetap menjadi nomor satu. Bukankah kalah menang itu biasa dalam pertandingan? Dan lagi, pelajaran sportivitas paling dasar ialah mau menerima kekalahan dan kemenangan itu dengan lapang dada.

Peristiwa yang mengorbankan banyak nyawa ini menjadi catatan penting bagi kita. Tragedi ini sudah semestinya menjadi introspeksi bagi semua elemen persebakbolaan tanah air, aparat, penyelenggara, stasiun televisi, juga suporter yang berada di posisi paling terdampak atas peristiwa ini.

Para suporter sepak bola Indonesia harus terus menyuarakan solidaritas sesama suporter, menghentikan dan menghindari aksi-aksi anarkisme, agar kejadian tak kembali terulang. Berapa banyak sudah nyawa terkorban akibat fanatisme suporter sepak bola? Akibat bentrok oknum suporter dengan aparat keamanan?

“Salam satu jiwa untuk prestasi, salam penuh cinta untuk dunia…” begitu Iwan Fals menyerukan agar kita saling menjaga satu sama lain. Agar kembali pada cita-cita bersama. Bagaimana kita seyogianya mampu mewujudkan kedamaian dan rasa aman dalam mendukung tim-tim kesayangan di tiap laga, kandang maupun tandang. Meraih prestasi tanpa saling melukai.

Khas Petikan Gitar

Ciri khas yang melekat dalam lagu ini selain kekuatan liriknya adalah aransemen yang sederhana, proporsional, dan tidak lebai. Iwan Fals memberi iringan petikan gitar di sepanjang lagu yang mengesankan lagu ini seperti “seadanya”. Begitu jujur dan tulus. Lagu yang dibawakan secara solo ini juga memunculkan karakter kuat sang musisi yang bisa kita bilang “menjadi suatu kesaksian” atas peristiwa yang menimpa suporter Arema di Stadion Kanjuruhan. Ya, lagu ini merupakan kesaksian itu sendiri. Dengan lirik yang lugas, tanpa banyak tedeng aling-aling, pesan yang begitu kuat menguar.

Berikut lirik lengkap lagu “Kanjuruhan” yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Iwan Fals. Sila disimak.
 

Kanjuruhan

Kanjuruhan banyak ajarkan
tentang kebersamaan, tentang kepedulian
bunga-bunga yang bermekaran
disirami airmata dan doa-doa

Pergi pergilah kau dengan senang hati
tak ada yang pernah siap melepasmu
salam satu jiwa untuk prestasi
salam penuh cinta untuk dunia

Kanjuruhan banyak ajarkan
tentang kebodohan tentang kemunafikan
awan gelap kegembiraan
smoga segera menyingkir, dari langitku

pergi pergilah kau dengan senang hati
tinggallah kami entahlah, bagaimana nanti
salam satu jiwa untuk Sang Sepi
smoga semua ini tak terulang lagi

Aum Singo Edan
Rindu kasih sayang, rindu serindu-rindunya

Malang nian ratusan jiwa melayang
terinjak-injak kaki saudaranya sendiri
Malang nian gas airmata melayang
nafas tersedak sesak di ruang terkunci

Malang nian engkau duhai sayang
Tapi kuyakin “Tuhan tunjukkan jalan”
Malang nian engkau wahai sayang
Tapi kuyakin jalanmu kan terang benderang


Satu Jiwa

Lagu “Kanjuruhan” ini dirilis di Kanal Youtube Iwan Fals Official pada Rabu, 5 Oktober 2022. Hingga resensi ini saya tik, Senin (10/10/2022), lagu tersebut sudah didengarkan sebanyak lebih dari 750 ribu kali. Semoga semua yang mendengar lagu ini mampu menangkap pesannya. Meskipun telah “disirami airmata dan doa-doa”, dengan segala sedih dan luka, momen ini perlu kita jadikan pijakan untuk berbenah dan tetap berjalan.

Ambillah ini sebagai pelajaran. Yang tentu tak akan mudah bagi keluarga dan sanak saudara melupakan. “Aum Singo Edan. Rindu kasih sayang, rindu serindu-rindunya…” Kerinduan inilah yang tengah mengerubungi sekeliling nurani kita. Mari hidupkan kasih sayang itu. Tanpa kasih dan sayang, apalah arti kita di dunia ini. Apalah maknanya kita mendukung mati-matian klub sepak bola, bila pada akhirnya mengorbankan nyawa saudara-saudara kita?

“Pergi pergilah kau dengan senang hati… Tinggallah kami entahlah, bagaimana nanti…” Salam satu jiwa.

0 Komentar